Selasa, 15 Juni 2010

GEMBALA YANG BAIK

Baca: Yohanes 10:11-18

"Akulah (Tuhan - red.) gembala yang baik.  Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;”  Yohanes 10:11

Pengorbanan Kristus di atas kayu salib bukti nyata Ia sangat mengasihi kita, sehingga diberikannya hidupNya bagi kita demi perlindungan dan keselamatan kita.  Hal ini semakin menegaskan bahwa Ia adalah Gembala yang baik.  "Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;"

     Sebagai domba-dombaNya tidak ada perkara yang harus kita takutkan dan kuatirkan di dalam hidup ini karena segala yang kita perlukan telah dipersiapkan dan disediakan oleh Gembala kita.  Ia pun mengajar kita berdoa demikian:  "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya"  (Matius 6:11).  Dewasa ini dunia diliputi krisis di segala bidang; kesulitan demi kesulitan dialami banyak orang, tantangan dan ujian menghalangi perjalanan kita, namun kita harus yakin bahwa Tuhan ada di pihak kita karena kita adalah milikNya, domba-dombaNya.  Tuhan berkata,  "...Aku mengenal domba-dombaKu..."  (Yohanes 10:14).  Dia tahu benar masalah dan pergumulan kita, keberadaan kita di bawah pengawasanNya selalu.  Jadi, Ia tahu ke mana Ia memimpin dan membimbing kita,  Ia tahu padang rumput yang hijau, Ia tahu tempat di mana kita dapat beristirahat dan kapan kita merasa letih dan haus.

     Kemudian pemazmur berkata,  "Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku;  Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;  Pialaku penuh melimpah."  (Mazmur 23:5).  Janganlah takut akan lawan-lawan yang ada, karena Tuhan telah mempersiapkan dan menyediakan setiap kebutuhan kita di hadapan para lawan kita.  Bahkan, tidak hanya menyediakan apa yang kita perlukan, Ia juga akan mengurapi kepala kita dengan minyak suci dari sorga, yaitu Roh Kudus yang penuh kuasa, untuk menyertai dan menopang kita.  Tidak ada yang lebih indah selain diurapi oleh Tuhan.  Pialaku penuh melimpah.  Ini berbicara tentang sukacita yang tak terkatakan, sukacita Tuhan yang menadi kekuatan bagi kita setiap hari; sukacita sejati yang tak terpengaruh oleh situasi dan kondisi yang ada.

Sungguh berkat luar biasa memiliki Tuhan Yesus sebagai Gembala kita!

Pembangunan Gereja Diprotes Warga


TEMPO Interaktif, Bojonegoro - Pembangunan gereja Bethani di Jalan Sawunggaling, Bojonegoro diprotes warga setempat. Warga menyebut, izin awal pembangunannya, hanya untuk perkantoran dan bukannya untuk gereja.

Berdasarkan rapat yang digelar oleh Badan Komunikasi Umat Islam Ngrowo (BKUIN) Bojonegoro, pada Kamis (10/6) menyatakan, bangunan mirip gereja berlokasi di Jalan Sawongaling ini, akan dibongkar warga. Bahkan BKUIN memberi batas hingga 10 Juli mendatang, jika bangunan tidak dibongkar, maka warga akan membongkar.

Menurut anggota BKUIN, M Fajri, pihaknya sudah mengadakan pertemuan masyarakat di Kelurahan Ngrowo dan sekitarnya. Dari hasil pendirian tempat ibadah itu, memang warga menolak. “Ya, tetap menolak,” kata M. Fajri, Senin (14/6) siang.

Imam Masjid Al Ikhlas Ngrowo ini mengatakan, bahwa masalah pengajuan pendirian tempat ibadah ini, dirasa banyak yang tidak tepat. Di antaranya, adanya uang Rp 200 ribu perorang yang diterima warga di RT 01/RW 01 Kelurahan Ngrowo. Dia mempertanyakan, untuk apa uang Rp 200 ribu dari pihak pengurus gereja ke masyarakat. “Itu kan jadi pertanyaan. Kenapa harus memberi uang ke masyarakat, kalau hanya untuk minta izin,” imbuhnya.

Jika merujuk dokumen di Kantor Kelurahan Ngrowo, memang ada pengajuan untuk pembangunan rumah pendeta dan kantor gereja jemaat Bethany. Izin Mendirikan Bangunan itu ditujukan ke Dinas Pekerjaan Umum Bojonegoro pada 24 Desember 1996.

Tetapi pada tahun 2007, saat izin turun dari Bupati Bojonegoro — ada perubahan peruntukkan bangunan tersebut, yakni untuk menjadi rumah tinggal dan kantor, yaitu tahun 1007. Tetapi, ketika itu, warga di Ngrowo juga memprotes. “Izin awalnya memang untuk kantor,’ tegas Lurah Ngrowo Heru Wicaksi,.

Meskipun diprotes warga, proses pembangunannya tetap jalan, bahkan kini bangunannya sudah hampir selesai. Yang membuat warga rotes, bentuk bangunan mirip gereja. “Ya, kami tetap menolak,” imbuh Fajri.

Onny Supriyadi, dari pihak Gereja Bethany membantah jika bangunan yang ada itu dibentuk mirip gereja. Dia menyebutkan, bahwa bangunan itu bentuknya joglo, yaitu untuk perkantoran dan rumah pendeta. Soal, bangunan altar, dia menyebut.’ Itu hanya podium,” kata Onny.

Mantan anggota DPRD Bojonegoro ini membenarkan telah memberikan uang sebesar Rp 200 ribu per kepala keluarga bertempat di sekitar gereja. Kebetulan, warga yang terima uang itu, dimintai tandatangan untuk izin pendirian gereja. . Dia menyebut, uang itu adalah bentuk ucapan tali kasih dari pihak Gereja. ‘Mohon diluruskan, itu bukan sogokan,” tegasnya.

Soal protes warga, justru Onny mengaku tidak tahu. Yang penting, pihaknya sudah berhasil mengumpulkan 74 tanda tangan dari warga sekitar gereja. Bahkan jumlah itu melebihi kuota, yaitu 60 orang, sebagaimana aturan syarat pendirian tempat ibadah sesuai Surat Keputusan Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri.

Kini, kata dia, pihaknya telah mengajukan izin pendirian gereja ke Bupati Bojonegoro, untuk tahun 2010. Sebab, diakui bahwa izin sebelumnya hanya kantor dan rumah tinggal pendeta.

Faithfreedom.org

NYT > Israel

ForumKristen.com - Komunitas Kristen Terbesar di Internet